twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail
UmrahGratis

Jumat, 15 Juni 2012

Pengembangan Paradigma Baru Pada Proses SDM

"why we hate HR?" tertulis besar di sampul depan majalah Fast Company pertengahan 2005. Judul dan isi tulisan yang mendiskusikan peran fungsi (departemen) SDM di dalam perusahaan tersebut menimbulkan pro dan kontra yang cukup ramai diantara pembacanya.

Salah satu hal yang sering disoroti banyak pemimpin organisasi atas fungsi SDM adalah mereka lebih banyak menggunakan waktunya untuk kegiatan administratif,-
seperti absensi pegawai, pembayaran gaji, dan tunjangan kesehatan, daripada melakukan kegiatan yang sifatnya strategis dan memberi nilai tambah.Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan menjalankan kegiatan administrasi, karena kegiatan tersebut tetap selalu diperlukan dalam suatu organisasi.

Namun, dengan berkembangnya organisasi ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat serta besarnya biaya (investasi) manusia dalam total biaya operasi, menjadi administrator yang baik saja tidak cukup. Fungsi SDM diharapkan menjadi penyedia solusi atau partner bisnis bagi pemimpin organisasi dalam menjawab tantangan bisnis.

Menjadi partner bisnis yang efektif, tidak saja berarti mampu menjalankan kegiatan administrasi dengan efisien, tetapi juga mampu membangun dan menjalankan berbagai sistem dan program SDM yang membantu organisasi mencapai tujuannya. Untuk itu, diperlukan perubahan pola pikir (mindset), lebih sekedar mengganti nama dari fungsi "Personnel" menjadi "Human Capital" atau "Talent Management". Menjadi partner bisnis dimulai dengan perubahan pola pikir tentang peran fungsi SDM di dalam organisasi. Seperti yang dikatakan seorang penulis, "Every decision you make is not a decision about what to do, it's decision about Who You Are".

Lantas apa yang dilakukan fungsi SDM untuk meningkatkan perannya dalam organisasi? salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melihat dan memposisikan fungsi SDM sebagai unit bisnis yang mandiri, vendor, atau rekanan bisnis dari organisasi, tanpa menjadikannya sebagai badan hukum yang terpisah. Seperti dalam hubungan bisnis, tugas utam rekanan bisnis ini adalah membantu dan memotivasi manusia-manusia yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya. Anggaplah organisasi mengalihdayakan (outsource) pemenuhan kebutuhan SDM diatas kepada rekanan bisnis yang bernama "Fungsi SDM".


Ini bukanlah hal yang aneh, karena SDM adalah fungsi pelengkap bukan rekanan. Memposisikan diri sebagai rekanan bisnis telah dilakukan fungsi SDM di beberapa organisasi. Selayaknya rekan bisnis, Learning Management Group Bank Niaga misalnya menerapkan charge back atau biaya kepada fungsi tuntutan bisnis, peningkatan kompetensi dan fungsi lain didalam organisasi untuk jasa peran fungsi SDM menjadi suatu pelatihan yang mereka berikan. Walaupun saat ini transaksi tersebut pada beberapa organisasi umumnya baru terbatas pada pemberian program pelatihan dan belum dikembangkan pada kegiatan SDM yang lain seperti rekrutment maupun penggajian, hal ini memberikan implikasi yang positif baik bagi fungsi SDM maupun fungsi-fungsi lain di dalam organisasi sebagai pengguna jasanya. 

Dengan pola hubungan bisnis seperti diatas, fungsi SDM akan didorong lebih taktis dalam membangun jasa dan produk yang dibutuhkan user. Seperti halnya rekanan bisnis, keberhasilan dan posisi mereka di mata pengguna jasa akan dipengaruhi nilai tambah jasa dan produk yang diberikan. Dengan pola hubungan seperti ini, kegiatan administrasi SDM sekalipun menjadi seperti suatu jasa dan terlihat lebih bernilai karena dilakukan sebagai suatu solusi bisnis dari rekanan dan bukan hanya sekedar melakukan kegiatan administrasi  (support function) atau fungsi pelengkap didalam organisasi.

lalu bagaimana dari sisi pengguna jasa ?

Karena adanya chargeback dan tidak ada lagi yang gratisan, fungsi-fungsi lain juga akan didorong lebih berhati-hati dalam menggunakan jasa fungsi SDM ataupun didalam melihat kebutuhan mereka. Dengan adanya biaya yang diperlukan untuk menggunakan jasa fungsi SDM merekapun dapat menuntut fungsi SDM memberikan jasa dan produk yang berkualitas.

Memposisikan diri sebagai rekanan bisnis yang efektif bukanlah hal yang mudah bagi fungsi SDM didalam banyak organisasi, seperti fungsi pelengkap atau bukan rekanan bisnis. Diperlukan juga kompetensi tertentu untuk menerjemahkan dengan baik kebutuhan pengguna jasa serta membangun solusi SDM yang efektif. Karena makin tingginya tuntutan bisnis, peningkatan kompetensi dan peran fungsi SDM menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari.

Tren alih daya aktivitas fungsi SDM dibanyak organisasi menunjukkan bahwa ada nilai tambah yang tidak dapat dipenuhi fungsi SDM, sehingga aktivitas tersebut perlu direalisasikan oleh pihak eksternal. Akibatnya menjadi tantangan dan tanggung jawab fungsi SDM untuk memperlihatkan bahwa mereka dapat menjadi rekanan bisnis yang efektif bagi pengguna jasa. Ini bukan hal yang mudah, tetapi seperti yang dikatakn Jack Welch, "Control your destiny or somebody else will"[]

Ref; PO MIDSEM MM XXXI 04/04/12 - Agustina H

1 komentar:

  1. betul bgt, mmg sudah seharusnya para owner2 terkhusus PT/CV yg baru lahir atau mau berkembang, merubah mindsetnya ttg fungsi HRD saat ini. nice shoot!

    BalasHapus

Hosting Gratis
 

Dodol

Dilihat